Pada awal bulan ini, seorang selebritas asing melontarkan pernyataan yang mengejutkan publik Rusia. Ornella Muti, seorang aktris Italia keturunan Rusia, menyatakan kesediaannya untuk mengajukan kewarganegaraan Rusia. Menurutnya, memiliki kewarganegaraan Rusia akan sangat menyenangkan.
Muti saat ini tengah membintangi pertunjukan Crystal Palace di Istana Kremlin. Ia berperan sebagai Ratu Anna Ioannovna dan sudah memiliki izin tinggal di Moskow. Namun, mungkinkah baginya dan orang asing lainnya yang mengincar paspor Rusia untuk tetap mempertahankan kewarganegaraan asal mereka begitu mereka mendapatkan paspor Rusia?
Sebagaimana yang pernah kami bahas, hukum Rusia mengharuskan orang asing mencabut kewarganegaraan asal mereka sebelum mendapatkan paspor Rusia. Namun, beberapa orang yang tinggal di Rusia ternyata memiliki dua atau lebih paspor tanpa masalah. Bagaimana mereka melakukannya dan seperti apa hukumnya?
Secara resmi, hukum tak melarang kewarganegaraan ganda. Hukum Rusia memang melarang pejabat negara, petugas penegak hukum, dan hakim berkewarganegaraan ganda. Namun bagi masyarakat umum, hukum itu jauh lebih longgar. Berdasarkan Konstitusi Rusia (Pasal 62), seorang warga negara Rusia bisa menjadi warga negara asing (berkewarganegaraan ganda) dan itu tidak mengurangi hak-hak dan kebebasannya sebagai warga negara, tapi tidak pula membebaskannya dari segala kewajiban yang telah diatur oleh hukum Rusia.
Namun, status “kewarganegaraan ganda” hanya dapat diberikan kepada warga negara-negara asing yang menandatangani perjanjian internasional khusus dengan Rusia. Hingga artikel ini dipublikasikan, Rusia hanya menjalin perjanjian semacam itu dengan Tajikistan. Sementara, sejumlah perjanjian yang berbeda dengan Belarus, Kazakhstan, dan Kirgizstan memungkinkan warga ketiga negara tersebut mendapatkan prosedur aplikasi yang disederhanakan tanpa perlu mencabut kewarganegaraan mereka.
Sebagaimanya yang dikatakan Vladimir Starinsky dari firma hukum Starinsky, Korchago, and Partners, jika tidak ada kesepakatan semacam itu, orang tersebut masuk ke dalam kategori “kewarganegaraan kedua” (vtoroye grazhdanstvo) alih-alih “kewarganegaraan ganda” (dvoynoye grazhdanstvo). “Ini tak berkonsekuensi pada batasan apa pun, tetapi seseorang perlu melapor ke Layanan Migrasi Federal (terkait kewarganegaraan kedua) dalam tempo 60 hari,” katanya. Barang siapa yang tidak melapor bisa dijatuhi denda antara 500 hingga 1.000 rubel (sekitar 110 ribu – 220 ribu rupiah) atau 200 ribu rubel (sekitar 44 juta rupiah) jika telat melapor lebih dari satu tahun.
“Tidak ada kerugian dengan memiliki kewarganegaraan kedua,” kata Svetoslava, seorang warga Rusia-Bulgaria yang tinggal di Moskow. “Awalnya, saya punya paspor Rusia dan kemudian mendapatkan kewarganegaraan Bulgaria yang mudah diperoleh setelah saya membuktikan garis keturunana Bulgaria saya. Saya tak pernah menemukan masalah di perbatasan, tetapi pada 2014, untuk berjaga-jaga, saya melaporkan kewarganegaraan kedua saya pada pihak berwenang Rusia. Satu-satunya kesulitan bagi saya adalah memantau tanggal kedaluwarsa paspor dan menjaganya supaya tetap valid. Namun, kalau Anda tak sempat pergi ke negara itu untuk memperpanjang paspor, Anda selalu bisa melakukannya di Moskow melalui kedutaan negara yang bersangkutan.”
Meski begitu, ada satu kelemahan, tambah Maria, seorang warga Rusia yang tinggal di Kroasia. “Tak ada kesepakatan mengenai kewarganegaraan ganda antara Rusia dan Kroasia. Itu berarti, putra saya mungkin harus mengikuti wajib militer dua kali: di Rusia dan Kroasia. Itu karena dia tidak akan dianggap sebagai seorang warga berkewarganegaraan ganda.” Menaggapi hal tersebut, Starinsky mengakui bahwa skenario seperti itu memang mungkin terjadi.
Namun, hal-hal di atas sepertinya hanya berlaku bagi mereka yang sejak awal memiliki paspor Rusia. Orang asing yang tidak pernah memiliki paspor Rusia akan menghadapi situasi yang sama sekali berbeda. Hukum Rusia meminta setiap pemohon untuk memberikan dokumen yang membuktikan bahwa mereka akan meninggalkan kewarganegaraan yang mereka miliki saat ini atau membuktikan ketidakmampuan untuk melakukannya. Namun, ada sejumlah orang yang dibebaskan dari aturan tersebut. Mereka adalah:
“Sebagai warga negara Makedonia di Rusia, saya tak pernah benar-benar membutuhkan paspor Rusia sampai saya menjadi orang tua tunggal bagi anak saya yang merupakan warga negara Rusia,” kata Stojan (bukan nama asli) yang telah tinggal di Negeri Beruang Merah untuk waktu yang lama hanya dengan mengantongi izin tinggal. “Sejak itu, supaya bisa mendapatkan lebih banyak hak untuk kami berdua, saya membutuhkan paspor Rusia. Jadi, saya mengajukan permohonan untuk mendapatkan kewarganegaraan Rusia dengan menyediakan dokumen resmi yang menyatakan bahwa saya berjanji untuk mencabut kewarganegaraan saya dalam tempo setahun, dan mendapatkan paspor Rusia.”
Yang menarik adalah bahwa jika seseorang tidak benar-benar mencabut kewarganegaraan sebelumnya, sepertinya tak ada yang benar-benar berusaha mengulik apakah Anda benar-benar melakukannya. Stojan, misalnya, mengakui memegang dua paspor karena dia tak pernah menyelesaikan kewajibannya (mencabut kewargenagaraan asalnya). “Saya benar-benar bisa melepaskan kewarganegaraan Makedonia saya karena, menurut undang-undang Makedonia, seseorang bisa berubah pikiran dalam tiga tahun dan kemudian mendapatkan kewarganegaraan lagi.”
Namun secara resmi, hukum Rusia hanya membutuhkan bukti aplikasi atau permohonon pencabutan kewarganegaraan si pemohon paspor Rusia, bukan penarikan kewarganegaraan itu sendiri, kata Starinsky. “Itulah sebabnya, secara teori, seseorang bisa mempertahankan kedua kewarganegaraannya tanpa menghadapi masalah apa pun.”
Ingin tahu seberapa besar peluang Anda untuk mendapatkan paspor Rusia? Berikut sepuluh pertanyaan yang diambil dari tes kewarganegaraan dan, tentu saja, semua dalam bahasa Rusia!
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda