Enam Perbedaan Natal Barat dan Ortodoks

Pohon Natal di Lapangan Lubyanka di pusat kota Moskow.

Pohon Natal di Lapangan Lubyanka di pusat kota Moskow.

Konstantin Kokoshkin/Global Look Press
Bagi umat Ortodoks Rusia, tak ada Sinterklas yang membagi-bagikan hadiah semalam. Mereka harus berpuasa selama 40 hari dulu dan merayakan Natal dua minggu kemudian. Kami menjelaskan perbedaan Natal Ortodoks dan Barat dalam artikel tanya-jawab sederhana berikut.

1. Semalam adalah Malam Natal! Apakah orang Rusia merayakannya?

Secara statistik, tidak. Namun, itu tergantung pada keyakinan masing-masing. Sebagian besar umat Katolik dan Protestan Rusia tentu merayakan Malam Natal, tetapi umat Ortodoks, yang jumlahnya mencapai sekitar 80 persen dari total populasi, harus menunggu makan malam Natal mereka sampai 7 Januari.

2. Mengapa umat Ortodoks merayakan Natal pada Januari?

Hingga 1918, Rusia dan dunia Barat menggunakan sistem kalender yang berbeda. Rusia menggunakan penanggalan Julius yang lebih tua dan tertinggal satu hingga dua minggu di belakang kalender Gregorius. Pada 1918, kaum Bolshevik memutuskan untuk mengganti penggunaan kalender Julius dengan kalender Gregorius di seluruh negeri. Meski begitu, para pemuka agama tak setuju dan memutuskan untuk tetap berpegang pada sistem kalender lama. Pada dasarnya, Ortodoks juga merayakan Natal pada 25 Desember, tapi menurut penanggalan gereja mereka. Tanggal 25 Desember pada kalender Julius sama dengan 7 Januari pada penanggalan Gregorius.

3. Jadi, orang Rusia harus menunggu kado Natal dan Sinterklas selama dua minggu?

Sebetulnya, tidak. Orang Rusia tidak bertukar kado pada Natal, dan tidak ada Sinterklas selama Natal Ortodoks.

4. Ya ampun, kenapa?

Di Rusia, perayaan Natal tidak sepopuler di Barat yang identik dengan Sinterklas dan bertukar kado. Perayaan Natal di Rusia lebih bersifat keagaamaan. Sementara, perayaan yang mirip dengan Natal Barat, berlangsung pada Tahun Baru. Saat itulah kami saling berbagi hadiah. Pada Malam Tahun Baru, Sinterkalas Rusia, Ded Moroz (Kakek Salju), datang ke rumah-rumah dan membagi-bagikan hadiah kepada anak-anak. Natal Ortodoks merupakan hari libur resmi di Rusia. Itulah sebabnya, seluruh Rusia berlibur dari 31 Desember hingga 8 Januari. Sungguh asyik, 'kan?

5. Bagaimana dengan tradisi keagamaan di Rusia? Apakah sama seperti di Barat?

Tidak, ada beberapa perbedaan. Di Rusia, orang-orang yang pergi ke gereja pada Natal harus mengikuti seluruh rangkaian misa. Kegiatan ini berlangsung sepanjang malam. Orang-orang berkumpul untuk menyaksikan sukacita kelahiran Kristus Sang Juru Selamat. Sementara dalam tradisi Katolik, orang-orang dapat memilih satu dari tiga misa Natal: pada malam, pagi, atau sore hari.

Selain itu, dalam tradisi Ortodoks, Natal diawali dengan 40 hari puasa yang ketat. Ini mungkin mirip dengan periode Advent dalam Gereja Katolik, yaitu masa persiapan untuk menyambut pesta Natal dan memperingati kelahiran dan kedatangan Yesus, tapi tanpa batasan yang ketat.

6. Kalau saya kebetulan berada di Rusia pada Natal, bagaimana saya bisa merayakannya?

Pada masa ini, suasana di seluruh Rusia sebetulnya terasa seperti Natal karena Tahun Baru semakin dekat. Anda akan menemukan pohon Natal, dekorasi khas Natal, dan pesta yang sama di mana-mana. Jika Anda ingin menghadiri misa Natal, beberapa kota besar di Rusia memiliki komunitas Katolik dan Protestan dengan gereja mereka sendiri. Di sana, Anda dapat menikmati suasana Natal dengan khusyuk.

Untuk menemukan gereja setempat yang sesuai dengan keyakinan Anda, periksalah aneka buku panduan. Untuk umat Katolik, ada Panduan Perjalanan Katolik yang tersedia online. Sementara untuk umat Protestan, ini agak sulit karena ada banyak ajaran atau aliran, tetapi gereja Lutheran St. Peter dan St. Paul cukup mudah ditemukan di Moskow dan Sankt Peterburg.

Semoga berhasil dengan pencarian Anda dan selamat Natal!

Pada umumnya, Sinterklas Rusia disebut Ded Moroz (Kakek Salju). Inilah sepuluh versi kakek berjanggut putih pembawa hadiah yang paling dinanti selama perayaan Tahun Baru Rusia.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki