Tiga belas tahun lalu, film drama komedi yang ditulis dan disutradarai Anna Melikyan ini berhasil menyabet penghargaan Sutradara Terbaik dalam kategori Sinema Dunia pada festival film terbesar AS, Sundance. Film berjudul asli Rusalka ini juga meraih penghargaan di Berlin, Karlovy Vary, Stockholm dan Yerevan. Menurut majalah Variety, Melikyan masuk dalam daftar sepuluh besar sutradara paling menjanjikan di dunia.
Mermaid adalah kisah cinta romantis tentang seorang gadis yang memiliki kekuatan super (ia mampu mengontrol elemen) dan seorang pengusaha muda yang dia selamatkan saat mencoba bunuh diri. Saat diluncurkan pada 2017, kombinasi fantasi, humor lembut, dan melodrama masih jarang ditemukan pada film Rusia. Alhasil, karya Melikyan terasa sangat luar biasa ketika itu.
Drama yang apik dan akhir yang tak terduga adalah ciri khas Melikyan. Selain Mermaid, sang sutradara juga membuat telah membuat beberapa film feature ‘fitur’ lain, salah satunya yang menceritakan tentang seorang eksentrik yang masuk ke dunia orang kaya dan sinis, kemudian memaksa mereka untuk mengubah total pandangan hidup mereka. Namun, Mermaid-lah yang tetap menjadi mahakarya Melikyan. Kombinasi energi muda dan alur cerita yang kuat telah berhasil membius para penggemar romansa remaja dan intelektual sinema yang bijak.
Hubungan antara kaum intelektual dan pemangku kekuasaan adalah tema abadi budaya Rusia. Dari akhir 2000-an hingga awal 2010-an, tema ini mulai sering diangkat dalam sinema Rusia dan Sutradara Avdotya Smirnova telah menghasilkan beberapa karya yang mengangkat tema ini dari berbagai perspektif. Namun, film pertamanya, Dva dnya (Two Days), adalah yang terlaris.
Film ini mengisahkan tentang seorang pejabat tinggi Moskow bernama Drozdov yang datang ke sebuah kota provinsi untuk menjalankan tugasnya menutup museum yang didedikasikan bagi penulis Rusia abad ke-19 yang setengah terlupakan. Setelah ditutup, pemerintah setempat akan membangun kediaman megah di lokasi itu. Awalnya, sang pejabat menjalankan tugasnya dengan bersemangat. Namun, semuanya berubah ketika dia bertemu kritikus sastra Maria Ilyinichna, yang juga menjabat sebagai wakil direktur museum. Drozdov pun jatuh cinta padanya dan museum itu pun berhasil diselamatkan.
Film Smirnova ini adalah pernyataan yang sangat indah tentang kompromi yang masih mungkin terjadi di antara dua pihak yang secara historis selalu beseberangan. Dia melihat kesamaan untuk diskusi dan simpati timbal balik antara intelektual dan penguasa di tingkat pribadi. Konon, film ini lahir dari pengalaman sutradara sendiri. Beberapa tahun lalu, setelah membangun karirnya sebagai jurnalis TV dan sutradara film yang sukses, Smirnova menikah dengan Anatoly Chubais, seorang tokoh politik terkemuka sejak awal 1990-an. Dalam arti tertentu, Two Days adalah film Smirnova yang paling pribadi. Pada saat yang sama, nada suara, lanskap, dan dialog film itu mengingatkan penonton asing pada prosa klasik Rusia, yang coba ditiru Smirnova secara berkala.
Film Palm Springs yang dibintangi Andy Samberg dan Christine Milioti baru saja dirilis secara daring pada musim gugur ini. Film yang diluncurkan secara perdana pada awal 2020, yang menggabungkan konsep film komedi fantasi lawas Groundhog Day dengan komedi romantis klasik ini sukses menjadi hit. Film itu dibuat berdasarkan film 50 First Dates (2004) yang dibintangi Adam Sandler dan Drew Barrymore. Film komedi romantis 8 First Dates garapan sutradara Maryus Vaysberg mirip dengan kedua film itu.
Film berjudul asli 8 pervykh svidaniy ini menceritakan tentang karakter utama yang selalu terbangun di ranjang yang sama setiap pagi, meski tertidur di tempat yang berbeda pada malam sebelumnya. Menyadari bahwa mereka terjebak dalam lingkaran waktu, pasangan itu dipaksa untuk mengenal saling mengenal lebih dekat, yang berujung dengan pelukan dan ciuman yang tak terhindarkan.
Yang menambah daya tarik dari film ini adalah pemeran utama yang dimainkan oleh Presiden Ukraina saat ini, Vladimir Zelensky. Faktanya, sebelum menjadi presiden ia memang sering bermain dalam film-film Rusia pada 2010-an.
Setelah Revolusi 1917, Marc Chagall ditunjuk sebagai komisaris seni untuk kota asalnya, Vitebsk, dan diundang untuk mendirikan komunitas seniman di sana. Bintang baru seniman avant-garde ‘eksperimental’ Rusia Kazimir Malevich bergabung dengan komunitas itu pada 1918. Hubungan antara Chagall yang pemuram dan Malevich yang ambisius dan keras kepala tidak berjalan mulus. Seiring berjalannya waktu, konflik di antara keduanya pun semakin dalam.
Aleksandr Mitta, sang sutradara yang terkenal dengan film klasik Sovietnya, menampilkan permusuhan dua jenius avant-garde Rusia sebagai medan pertempuran yang menganggap kaum muda selalu lebih penting daripada pengalaman dan elemen gelap lebih penting daripada semangat cerah.
Dibangun di atas kontras, film ini menangkap semangat zaman, ketika estetika baru masih menjadi kanvas kosong untuk eksperimen seni. Melalui film ini, Anda berkesempatan untuk melihat penampilan menarik dari para pelukis ternama dunia.
Sutradara Chagall-Malevich Alekandr Mitta yang disebutkan di atas mendapat ketenaran dari karyanya Ekipazh (Air Crew) yang dirilis pada 1979.
Film itu adalah film bencana pertama dalam sejarah perfilman Soviet. Mengisahkan tentang pesawat jatuh, film itu menjadi hit di Soviet. Setelah hampir 40 tahun kemudian, film itu dibuat ulang dalam format Flight Crew ‘kru pesawat’ yang cerdas, dinamis, dan beranggaran besar oleh salah satu sutradara Rusia berpendapatan tertinggi di zaman modern, Nikolai Lebedev
Film ini mengisahkan tentang pilot muda yang menyelamatkan pesawat dengan terampil dan heroik agar tidak hancur menabrak tanah. Ini adalah contoh langka dari film yang tak pudar oleh waktu. Empat tahun setelah dirilis, Flight Crew masih memiliki kekuatan yang luar biasa.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda