Pemugaran atap Masjid Biru Sankt Peterburg, atau yang dikenal juga sebagai Masjid Sukarno, telah dimulai. Menurut Inspektorat Administratif dan Teknis Negara (GATI), lembaga yang memerintahkan pemugaran tersebut, restorasi atap masjid yang juga merupakan salah satu daya tarik Kota Sankt Peterburg itu rencananya akan berlangsung hingga 15 Mei 2022.
Kommersant melaporkan, biaya pemugaran mencapai 18,5 juta rubel atau sekitar 3,6 miliar rupiah. Sebelumnya, Pemerintah Kota Sankt Peterburg juga telah memugar Gereja Suvorov di Biara Aleksandr Nevsky.
Dahulu, pada zaman Uni Soviet, Masjid Biru Sankt Peterburg sempat beralih fungsi untuk berbagai macam kegunaan, termasuk gudang senjata semasa Perang Dunia II. Suatu hari, di sela-sela kunjungan Presiden Sukarno ke Sankt Peterburg (dahulu bernama Leningrad) pada 1956, ia melihat bangunan seperti masjid dengan arsitektur Asia Tengah berwarna biru. Ternyata, bangunan tersebut memang secara fisik adalah sebuah masjid, tapi telah beralih fungsi menjadi sebuah gudang.
Setelah kembali ke Moskow, Sukarno bertemu Pemimpin Soviet Nikita Khrushchev. Ketika Khrushchev menanyakan kesan Sukarno mengenai Leningrad, sang presiden malah membahas kondisi masjid yang baru ia kunjungi. Sukarno kemudian meminta masjid itu dikembalikan sesuai fungsinya. Sepuluh hari setelah kunjungan Presiden Sukarno, bangunan itu kembali menjadi masjid dan tetap berdiri tegak hingga kini.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda