Warga Kazan selama kompetisi membaca Al-Qur'an di ibu kota Tatarstan.
Maxim Bogodvid/SputnikMasyarakat muslim Rusia berharap hari Jumat ditetapkan sebagai hari libur. Bagaimanapun, gagasan tersebut perlu didiskusikan dengan publik terlebih dahulu, kata Mufti Albir Krganov, Ketua Dewan Spiritual Muslim Rusia.
Sebelumnya, kantor berita Uni Emirat Arab WAM melaporkan bahwa negara yang terletak di tenggara Semenajung Arab itu menjadi negara muslim pertama yang menolak hari libur pada hari Jumat.
“Hari libur tiga agama besar, Kristen, Islam, dan Yudaisme, jatuh pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Bagi orang Yahudi, hari Sabtu; bagi orang Kristen, hari Minggu; sementara hari Jumat, hari libur umat Islam, adalah hari kerja di Rusia. Kami memang belum menerima permintaan (resmi) untuk menetapkan hari Jumat sebagai hari libur, tetapi dalam obrolan sehari-hari, komunitas muslim telah berulang kali berpendapat bahwa, tentu saja, itu akan menyenangkan (jika hari Jumat dijadikan hari libur -red.). Bagaimanapun, keputusan seperti itu tetap harus didiskusikan dengan masyarakat umum,” kata Krganov.
Pada saat yang sama, sang mufti menekankan bahwa sekalipun Jumat bukan hari libur, hal tersebut sama sekali bukan masalah besar. Menurutnya — di luar kasus-kasus tertentu yang jarang terjadi — ibadah salat Jumat tetap dapat dilaksanakan.
Ketua Pusat Koordinasi Muslim Kaukasus Utara, Mufti Ismail Berdiev, mengatakan bahwa hari Jumat tak perlu dijadikan hari libur. “Kita sudah punya libur akhir pekan sesuai hukum Rusia — Sabtu dan Minggu. Salat Jumat hanya boleh diadakan di masjid. Orang-orang yang tak berhalangan dapat pergi ke masjid saat makan siang,” kata sang mufti.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda