Foto: Yuryi Abramochkin/RIA Novosti. Pekerja bea cukai di bandara Sheremetyevo menyita 15 kg heroin dari warga Nigeria (1988).
Pada Senin (20/7), seorang pria berupaya masuk Rusia dari Polandia dan dihentikan oleh petugas bea cukai Rusia karena membawa setengah ton keju di mobilnya. Mobil pria tersebut dihentikan di perbatasan Rusia, dekat Kaliningrad, dan setelah diperiksa ternyata mobil itu mengangkut 460 kilogram keju selundupan di bagasi dan kursi belakang. "Warga Kaliningrad itu mengaku tak mengantar barang untuk keperluan komersil," kata petugas bea cukai. "Ia tahu peraturan tersebut, tetapi tak mematuhinya, ia mengira petugas bea cukai tak akan mengecek kendaraannya."
Mengapa ia mencoba menyelundupkan keju melintasi perbatasan? Hal tersebut tak lain karena perang sanksi yang terjadi antara Rusia dan Barat. Pada 2014, Rusia melarang impor produk olahan susu dan daging dari Uni Eropa serta negara-negara Barat lain, sebagai balasan atas sanksi yang diberikan pada Moskow terkait krisis Ukraina.
Namun upaya yang lancang tersebut bukan suatu hal yang baru. Faktanya, para penyelundup telah melakukan hal semacam itu selama berabad-abad. Pada masa Kekaisaraan Rusia, penyelundup melintasi perbatasan dan membawa parfum Prancis, sutra, renda, porselen, rempah, dan teh. Pada periode Soviet, mereka secara ilegal memasok stoking wanita, majalah asing, kondom, spidol warna, kaset vinyl, dan nanas kalengan.
Selama bertahun-tahun, benda terlarang telah diselundupkan ke Rusia dengan beragam cara. Wakil Kepala Kerja Sama Bea Cukai dari Administrasi Bea Cukai Barat Laut Andrei Fyodorov mengagumi kecerdikan para penyelundup. "Menyelundupkan barang adalah seni tersendiri, dan beberapa dari mereka melakukannya dengan sangat profesional," kata Fyodorov.
Berikut lima kasus klasik yang menunjukan kecerdikan luar biasa dari mereka yang mencoba mengakali penjaga perbatasan selama 200 tahun terakhir.
Bingkisan Cinta dari Paris
Pada 1831, barang-barang selundupan dari Paris yang bernilai 48.281 rubel (seekor kuda yang tangguh berharga 200 rubel kala itu) disita di perbatasan barat laut Rusia.
Berita mengenai penyitaan tersebut tersebar luas, hingga sampai ke telinga Kaisar Nicholas I. Sang tsar memutuskan untuk memeriksa langsung kargo itu: kain emas tergulung di bawah kursi pengemudi, sementara perhiasan disembunyikan di tas kulit yang digunakan untuk menyimpan oli.
Sang kaisar terkesan, dan sejak itu ia giat mengembangkan sistem impor dan perlindungan perbatasan.
"Kumpulan Trik Penyelundup dikeluarkan oleh petugas bea cukai, bahkan beserta gambar. Sebagai contoh, ada gambar celana panjang yang memiliki kantong untuk botol alkohol," terang Wakil Kepala Badan Bea Cukai Museum Sentral Rusia Anna Nikolayeva pada RBTH.
Anjing Penyelundup
Pada 1840-an, Gubernur Jenderal Novorossiya (pesisir utara Laut Hitam dan Laut Azov Sea, bagian dari Kekaisaran Rusia kala itu), Vorontsov, bertaruh dengan seorang pedagang bernama Toporov bahwa ia tak akan bisa menyelundupkan barang senilai sepuluh ribu rubel keluar Odessa (sebagai perbandingan, gaji buruh kala itu ialah dua rubel per hari).
Namun, jika Toporov berhasil, sang gubernur berjanji akan membayarnya sepuluh kali lipat. Pada pagi hari, sang pedagang diperiksa di pos perbatasan, petugas juga memeriksa dinding kereta kuda Toporov, bahkan meraba-raba telinga kuda tersebut.
Setelah para petugas tak menemukan apa pun, Toporov memberi isyarat pada pudel hitam yang terus-menerus berada di dekat kakinya. Sang pudel ternyata merupakan anjing yang dicukur, dibungkus dengan potongan pakaian yang digunakan sang pedagang cerdik untuk menyembunyikan berlian, dan mendandani anjing tersebut dengan bulu domba.
Rezim Baru, Penyelundupan Baru
Setelah Perang Sipil, kemunculan Uni Soviet memicu terjadinya kelangkaan barang-barang kebutuhan pokok. Kancing, jarum jahit, kain, benang wol, perhiasan perempuan, sisir, dan spons diselundupkan ke Soviet. Penyelundup menggunakan berbagai hal untuk menyembunyikan barang-barang tersebut: uang dilem di bawah pegangan koper, dianyam sebagai tas tangan; alkohol diselundupkan di dalam labu, berlian disembunyikan di hak sepatu, dan kancing serta koin emas dijahit pada ikan beku.
Bersembunyi di Koper
Pada Desember 1935, diplomat Jepang Koona Katsumi mencoba menyelundupkan dua perempuan Jepang (menurut sumber lain, perempuan tersebut ialah istri dan ibunya) dalam dua koper saat melewati stasiun perbatasan Negoreloye (bekas Republik Sosialis Belarus Soviet).
Penjaga perbatasan sudah mendengar tentang hal itu sebelumnya, namun mereka tahu mereka tak boleh memeriksa koper diplomatik. Penjaga perbatasan kemudian memutuskan untuk melakukan semua formalitas bea cukai. Koper sang atase dibalik dengan kasar, 'tak sengaja' dijatuhkan, dan ditusuk-tusuk. Akhirnya, dua perempuan tersebut tak bisa lagi menahan cobaan tersebut dan menampakkan diri.
Drone Rokok
Pada Mei 2014, penjaga perbatasan menangkap dua orang penyelundup rokok, yang ternyata merupakan perancang model pesawat, di dekat Desa Bolshoye Selo, wilayah Kaliningrad. Seorang warga Rusia berusia 51 tahun dan seorang warga Lithuania berusia 31 tahun bekerja sama menciptakan pesawat dari kepingan barang bekas.
Sebuah tabung plastik berkapasitas lima liter berisi avtur digunakan sebagai tangki bahan bakar, dan roda dari kereta dorong bayi digunakan sebagai sasis. Perancang pesawat ilegal tersebut membuat kerangka dari tripleks dan sayap dari busa berlapis serat kaca. Penyelundup mengendalikan pesawat tanpa awak dari darat dengan menggunakan pemancar. Mereka ditangkap karena mengangkut 50 blok rokok murah menggunakan pesawat tersebut dan hendak mengirimnya ke Lithuania.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda