Burqa dapat digunakan sebagai penghangat, selimut, bahkan tenda.
Vladimir SevrinovskyBelum lama ini Elizabeth Hurley memublikasikan foto dirinya di halaman Instagram-nya yang tengah mengenakan kostum Ratu Catherine dari Aragon. Jika saja penduduk Kaukasus Utara di Rusia melihat foto tersebut, mereka akan tertawa. Karena alih-alih gaun ratu, kostum aktris Inggris tersebut rupanya lebih menyerupai kostum nasional Sirkasia.
Banyak orang di seluruh Kaukasus ataupun di luar wilayah yang telah mengadopsi senjata dan pakaian mereka. Tsar Nicholas II pernah berpose dalam pakaian kaftan-cherkeska (mantel khas Sirkasia) dan sashka (pedang Kaukasia) pernah menjadi senjata andalan tentara Rusia. Burqa Kaukasia juga telah dipakai oleh Georgia Chaban dan para jenderal Perang Saudara Rusia.
Foto: Vladimir Sevrinovsky
Mantel bulu panjang ini sudah berabad-abad lamanya dimanfaatkan sebagai pakaian dan tenda untuk pengembara gunung. Mantel ini kuat dan kokoh, bahkan dapat ditegakkan tanpa ada orang yang menahan di dalamnya. Burqa bisa menggantikan selimut dan tempat tidur secara bersamaan. Tidak peduli berapa pun jarak yang ditempuh seorang pengembara di pegunungan, hanya dengan berbaring di atas burqa dapat membuatnya terasa seperti di rumah. Hingga saat ini, penggembala ternak juga lebih memilih menggunakan burqa ketika menggembala ternak di wilayah yang jauh dibandingkan kantong tidur modern.
Orang-orang Cossack yang terkena flu juga suka menghangatkan dirinya dengan jubah berbulu yang mirip dengan burqa. Mereka juga membiarkan kuda peliharaan mereka untuk berpacu di dekat mereka sehingga menciptakan uap hangat seperti di sauna yang akan membantu memulihkan kesehatan, oleh karena itu burqa disebut-sebut memiliki manfaat kesehatan.
Dahulu kala, banyak prajurit yang menggunakan burqa untuk menyembunyikan senjatanya. Musuh tidak akan menyadari gerakan tangan mereka ketika meraih sashka dan akan terkejut dengan tusukan mematikan dari balik burqa. Inilah sebabnya mengapa burqa tidak pernah diberikan kancing. Mantan Presiden Kuba Fidel Castro ketika menerima satu potong burqa dari delegasi Soviet pada 1970-an pernah mencoba mencari kancing pada burqa tersebut tetapi tidak menemukannya.
Sebuah mantel yg tebal dapat menyelamatkan prajurit dari peluru atau tusukan pedang. Jika musuh menang, yang terluka sering dibawa dari medan perang dengan burqa miliknya sendiri.
Peran penting dianggap ajaib. Dalam persepsi pendaki gunung, burqa dianggap menghubungkan dunia nyata dengan akhirat. Jenazah dibungkus dengan burqa, wanita dcalam pengiriman akan ditutupi dengan burqa untuk mengurangi rasa sakit dan bayi diletakan di atasnyta. Duel menggunakan burqa biasanya berakhir dengan kematian kedua pihak yang terlibat sesuai dengan aturan saingan tempur yang tidak bisa melangkah keluar dari jalan untuk menghindari tusukan belati.
Alexandre Dumas, penulis Tiga Musketir asal Prancis pernah menulis mengenai Kaukasus: "Sebuah burqa yang baik memiliki nilai yang sangat tinggi, terutama ketika burqa tersebut terbuat dari bulu burung pelikan."
Ada kemungkinan bahwa ia salah mengira wol yang sebenarnya berasal dari bulu domba dengan bulu burung, yang memang sering digunakan untuk menghias burqa berkualitas baik.
Ada juga burqa yang memiliki tekstur bulu yang kasar karena terbuat dari jalinan bulu serigala dan beruang. Hanya pemburu handal yang mengenakan burqa jenis ini karena dapat memancing hewan dan musuh sehingga dinilai berbahaya. Di lapisan bagian dalam, pemilik burqa jenis ini biasanya menyimpan gading, cakar, hingga paruh burung.
Foto: Vladimir Sevrinovsky
Burqa berkualitas tinggi dan mantel bulu terindah biasanya dibuat oleh orang-orang Andi, yaitu kelompok masyarakat di barat Dagestan yang tinggal di dekat sungai Andi Koysu. Lokasi ini menjadi satu-satunya pabrik burqa di Rusia.
Pabrik burqa ini dibuka pada 1925 di dusun Rakhata, tepatnya di tengah-tengah lembah pegunungan di perbatasan wilayah dengan Chechnya. Selama Perang Chechnya Kedua (1999-2000) pabrik tersebut diledakkan. Namun kemudian, pabrik ini dibangun kembali dengan bantuan wilayah Rusia lainnya, meskipun sebagian besar beroperasi secara mandiri.
Dalam proses pembuatannya, pertama-tama untaian bulu disisir, kemudian dipilah dengan sebuah busur kayu. Para pengrajin yang berpengalaman kemudian akan meletakan kumparan bulu tersebut di lantai dengan bentuk burqa, tetapi dalan ukuran yang lebih besar. Hal ini dikarenakan dalam proses penggilingan, kumparan bulu tersebut akan mengecil. Setelahnya, mereka akan melapisinya dengan wol hingga tiga atau empat kali lapisan. Wol terbaik dan terpanjang akan ditempatkan di bagian luar untuk perlindungan, sementara wol yang berkualitas lebih rendah diletakkan di bagian dalam, bersama-sama dengan wol yang terpendek.
Burqa ini kemudian disemprotkan dengan air mendidih menggunakan alat pengaduk. Tiga hingga empat perempuan dengan bantalan siku hitam kemudian akan membungkusnya ke dalam kain, dan meletakkannya di atas meja, kemudian memotong-motongnya, menekannya dengan siku mereka sementara secara bersamaan menepuk-nepuknya selama satu jam ketika wol masih kusut. Kemudian, mereka menyisirnya sekali lagi menggunakan sikat kayu bergigi besi. Burqa itu kemudian direbus dengan pewarna. Burqa berwarna hitam diperuntukkan kepada chabans, sementara yang putih untuk seremonial atau sebagai hadiah.
Foto: Vladimir Sevrinovsky
Potongan kain tebal yang sudah diwarnai kemudian akan dibawa keluar dari pabrik. Kemudian para pengrajin melemparnya ke dalam air untuk mengangkat bulu agar mengarah ke luar dan kemudian menjemurnya di atas kerikil.
Ada begitu banyak kumparan wol ini sehingga menutupi seluruh halaman. Seorang pengrajin menyemprotkan air mendidih yang telah dicampur oleh lem (bone glue) pada setiap helainya. Burqa yang terbuat dari bulu burung pelikan tidak perlu disemprotkan lem, tapi secara keseluruhan proses pembuatannya jauh lebih sulit. Tidak semua pengrajin menyanggupi pesanan untuk membuat burqa dari bulu burung pelikan.
Potongan yang sudah kering kemudian dibawa ke pemotongan yang kemudian dijahit pada bagian tepi atas dan ditambahkan pinggiran, hingga akhirnya burqa siap dikenakan.
Harga untuk sepotong burqa yang diproduksi di Rakhata adalah 2.500 rubel (sekitar 40 dolar AS). Para pengrajin mendapatkan sekitar 500 rubel (8 dolar AS) per hari, nilai tersebut adalah jumlah yang cukup baik untuk wilayah setempat. Selain itu, produksi dimulai di pagi hari dan berakhir di siang hari, sehingga para pekerja memiliki cukup waktu untuk berkebun. Dulu, pernah ada hingga 200 pekerja di pabrik ini, namun kini hanya tersisa 17 karyawan yang terdafrar. Pada faktanya, hanya 10 dari mereka yang benar-benar bekerja. Harga beli wol berkisar antara 5 hingga 15 rubel (0.08 - 0,22 dolar AS) per kilogram.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda