Setelah selama sepuluh tahun diadakan rekonstruksi bangunan, wilayah masjid kini diperluas hingga 20 kali lipat. Ribuan umat Islam yang ingin menyaksikan peristiwa bersejarah ini berkumpul pada pembukaan Masjid Katedral di Moskow. Meski begitu, masjid ini tidak akan menampung semua orang dikarenakan alasan keamanan.
"Pembukaan Masjid Katedral di Moskow diharapkan akan memberikan kontribusi pada perdamaian dan hubungan persaudaraan antara Rusia dengan negara-negara lain", ungkap Ketua Dewan Mufti Rusia Ravil Gainutdin. Ia menyampaikan hal ini pada hari Rabu, sehari menjelang perayaan Idul Adha, pada upacara pembukaan masjid setelah sepuluh tahun menjalani rekonstruksi.
“Ini adalah peristiwa bersejarah yang akan memberikan kontribusi bagi konsolidasi perdamaian dan pengembangan hubungan baik dengan negara tetangga, dan kerja sama saling menguntungkan antarnegara, masyarakat, dan budaya,” ujar Gainutdin. Ia mencatat bahwa Rusia adalah pewaris dan penerus dari semua budaya dan agama Eurasia. “Masjid Katedral Moskow ini akan menjadi simbol keimanan dan persatuan kita,” tegasnya.
Upacara pembukaan Masjid Katedral ini dihadiri oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Kepala Republik Chechnya Ramzan Kadyrov, Kepala Republik Tatarstan Rustam Minnikhanov, Kepala Republik Dagestan Ramzan Abdullatipov dan Kepala Republik Ingushetia Yunis Bek Yevkurov. Di samping itu, hadir pula Walikota Moskow Sergei Sobyanin, utusan Presiden Rusia di Distrik Pusat Federal Alexander Beglov, Komisaris untuk hak anak Pavel Astakhov, Direktur Museum Negara Hermitage, ilmuwan terkemuka di bidang studi Islam Mikhail Piotrovsky, Kepala Departemen Sinode Hubungan Eksternal Gereja Ortodoks Rusia Hilarion, dan lain sebagianya.
Pertama kali dipublikasikan di TASS.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda