Ruang redaksi Russia Today.
Evgeny Biyatov / RIA NovostiRancangan resolusi parlemen Uni Eropa mengenai pemblokiran media Rusia merupakan bentuk “diskriminasi” dan melanggar norma internasional, demikian disampaikan Kementerian Luar Negeri Rusia seperti dikutip Sputnik, Rabu (23/11).
Parlemen Uni Eropa akan meninjau rancangan resolusi untuk memblokir kantor berita Sputnik dan stasiun televisi Russia Today (RT) berkaitan dengan perlawanan terhadap propaganda ISIS. Resolusi itu diajukan oleh salah seorang anggota parlemen Uni Eropa bidang komunikasi strategis Uni Eropa dari Polandia, Anna Elzbieta. Sputnik mengabarkan, resolusi itu ditujukan untuk menangkal propaganda terhadap UE oleh pihak ketiga, yang menyatakan bahwa Rusia diduga terlibat dalam propaganda melawan Uni Eropa.
Komisioner HAM, Demokrasi, dan Peraturan Hukum Kementerian Luar Negeri Rusia Konstantin Dolgov mengatakan kepada RT bahwa hal ini merupakan diskriminasi hak media Rusia.
Menurut Dolgov, Rusia akan terus mengangkat isu terkait upaya pelarangan media Rusia di negara-negara lain karena hal tersebut merupakan “sebuah diskriminasi dan pelanggaran norma internasional yang nyata.” Ia mengatakan bahwa perancang resolusi tersebut menggunakan mitos ‘propaganda Rusia’ untuk mendapatkan pembiayaan kampanye anti-Rusia.
“Penyusun inisiatif seperti ini takut akan kerja efektif media Rusia, stasiun TV, termasuk RT,” kata Dolgov.
“Ini adalah pelanggaran tidak hanya dari keputusan OSCE, norma internasional tentang kebebasan media serta kebebasan bereskpresi, tapi juga pelanggaran hak masyarakat Uni Eropa,” Dolgov menekankan.
Rancangan resolusi tersebut mengklaim bahwa Rusia diduga menyediakan dukungan dana pada pihak dan organisasi oposisi politik dari negara anggota Uni Eropa serta menggunakan hubungan bilateral antarnegara untuk memecah blok tersebut.
Kantor berita Sputnik, stasiun TV RT, Yayasan Russkiy Mir, Badan Federal Rusia untuk Persemakmuran Negara Merdeka (CIS) Compatriots Living Abroad, serta lembaga Kerja Sama Kebudayaan Internasional (Rossotrudnichestvo) dituduh sebagai ancaman informasi utama bagi Uni Eropa.
Menurut pengamat media Uni Eropa, tim sukses pelarangan informasi Rusia akan mendapat satu juta euro (sekitar 14 miliar Rupiah) untuk membiayai kampanye anti-Rusia.
Dokumen rancangan yang tidak mengikat tersebut menyatakan bahwa Rusia diduga “mempekerjakan berbagai macam alat dan instrumen secara agresif” untuk melemahkan Uni Eropa. Demi melawan apa yang mereka sebut sebagai propaganda Rusia, dokumen tersebut meminta negara anggota Uni Eropa untuk bekerja sama dengan NATO dalam mengembangkan mekanisme komunikasi strategis yang terkordinasi dan melawan ancaman dalam bentuk yang berbeda.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda