Kapten Damir Yusupov dan kopilotnya, Georgy Murzin, menyelamatkan 233 nyawa dengan mendaratkan Airbus A321 di sebuah ladang jagung dekat Bandara Zhukovsky, Moskow, Kamis (15/8).
Pesawat Ural Airlines tujuan Simferopol, Krimea, tersebut dilaporkan menabrak sekawanan burung saat lepas landas dari bandara Moskow. Insiden “langka” ini menyebabkan kerusakan mesin dan pilot terpaksa mendaratkan pesawat secara manual dengan tangki bahan bakar yang masih terisi penuh.
Untungnya, ada sebuah ladang jagung besar yang terletak satu kilometer dari landasan pacu. Tanpa menggunakan roda pendaratan, kedua pilot menurunkan pesawat yang mengangkut 226 penumpang dan tujuh awak itu dan mematikan mesin beberapa detik sebelum pendaratan darurat.
Видео посадки А321 на кукурузное поле в Подмосковье. Снимает один из пассажиров.
— baza (@bazabazon) August 15, 2019
Судя по звуку, двигатели работают с перебоями. pic.twitter.com/wytF75Lf59
Pesawat segera dievakuasi dan seluruh 226 penumpang meninggalkan pesawat dengan aman melalui pintu darurat. Para pilot dan anggota kru semuanya menerima tepuk tangan meriah dan pujian dari para penumpang yang masih syok.
Meski ambulans cepat tiba lantaran lokasi pendaratan berada tak jauh dari bandara, para penumpang tetap harus berjalan menembus ladang jagung.
Begitu paramedis tiba, 23 penumpang ternyata harus dirawat di rumah sakit terdekat. Pihak berwenang mengatakan, ada 55 orang yang terluka.
Meski begitu, para penumpang memuji kedua pilot karena insting dan keterampilan mereka yang baik.
“Pendaratannya sulit, tetapi moncong pesawat tidak menabrak tanah. Kami harus memberikan penghargaan kepada para pilot karena mereka membuat pendaratan selembut mungkin dalam keadaan seperti itu,” kata salah satu penumpang kepada wartawan di Bandara Zhukovsky.
Para penumpang, warganet, dan juru bicara Putin bahkan memuji Kapten Damir Yusupov dan kopilotnya, Georgy Murzin, sebagai pahlawan. Yusupov (41) telah memulai kariernya sebagai pilot sejak usia 33 tahun. Sebelum menerbangkan pesawat, yang merupakan impian seumur hidupnya, ia bekerja sebagai pengacara di Balai Kota Syzran (750 km dari Moskow).
Mengutip seorang rekan Yusupov yang tak disebutkan namanya, portal berita onlineMeduza menyebutkan bahwa kualitas pendaratan itu menunjukkan bahwa si pilot kemungkinan besar “telah menggunakan simulator untuk menyempurnakan tindakannya dalam situasi seperti itu dan melakukannya secara inisiatif”.
Tindakan kru pesawat dan pendaratan itu sendiri kini dibandingkan dengan insiden pada 2009 yang dikenal sebagai “Keajaiban di Sungai Hudson”. Saat itu, sebuah Airbus A320 yang diterbangkan Kapten Chesley Sullenberger dan Jeffrey Skiles melakukan pendaratan darurat serupa di Sungai Hudson, New York, AS.
Kapal selam rahasia milik Angkatan Laut Rusia ‘Losharik’ terbakar dan menewaskan 14 orang awaknya pada awal bulan lalu. Kapal itu digunakan untuk penelitian dan operasi khusus di kedalaman Samudra Arktik.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda