Rekaman itu menunjukkan seorang pria bersalat di lobi stasiun transit yang mengarah ke Stasiun Ploshchad Revolyutsii. Si pembuat video bertanya kepada polisi di stasiun apakah seseorang boleh melakukan ibadah di metro. Bagaimanapun, polisi membela pria muslim itu dan menyebutkan bahwa tidak ada larangan beribadah di metro. Pada saat yang sama, salah seorang pengguna metro mendekati si pembuat video dan mengatakan bahwa ia tidak perlu merekam seseorang yang sedang beribadah.
Meski begitu, beberapa warganet marah melihat apa yang terjadi dalam video tersebut. “Itulah mengapa tempat ibadah perlu dibuat di tempat-tempat umum,” kata seorang warganet, sementara yang lain mengatakan, “Suruh dia (melakukan) salat di rumah.” Seseorang bahkan menuduh polisi telah bersikap lembek.
Plokhie Novosti 18+/Telegram
Beberapa orang mengaku pernah mengalami situasi serupa ketika mereka menemukan muslim beribadah di tempat-tempat yang takbiasa, seperti di toilet umum atau di halaman sebuah bangunan tempat tinggal. Karena itulah, orang-orang menekankan pentingnya ruang ibadah di tempat-tempat umum.
“Dia tidak mengganggu siapa pun, dia tidak menghambat siapa pun, dia tidak membuat keributan,” kata warganet lain berpendapat. Warganet lain juga sepakat dan mengatakan bahwa Rusia adalah negara multietnis dan multiagama.
Sebelumnya, seorang imigran pernah beribadah di lobi stasiun metro. Peristiwa tersebut memicu perdebatan di dunia maya. Banyak orang bereaksi negatif terhadap hal tersebut, tetapi tak sedikit pula yang mendukungnya.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda