Pengangkutan sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) Lockheed Martin saat matahari terbenam.
Flickr/ Lockheed MartinPenempatan sistem antirudal THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) Amerika Serikat di Korea Selatan berdampak terhadap kepentingan Rusia dan akan mempertimbangkan hal tersebut dalam rencana pertahanan mereka, demikian disampaikan Kepala Departemen Nonproliferasi dan Pengendalian Senjata Kementerian Luar Negeri Rusia Mikhail Ulyanov, Jumat (23/9).
“Kami lihat pemerintah Korea Selatan didampingi AS meningkatkan aktivitas mereka di Semenanjung Korea yang memprovokasi Pyongyang untuk mengambil langkah tergesa-gesa,” ujar Ulyanov. “Penempatan unit pertahanan antirudal AS di Korea Selatan kini masuk ke ranah praktis.”
Menurut Ulyanov, Rusia melihat hal tersebut memicu ketegangan. “Aksi sebuah negara akan memicu respons dari negara lain dan dengan cara ini mereka mungkin akan terjebak dalam bencana yang serius. Ini sangat berbahaya.”
Ulyanov menyebutkan penempatan unit pertahanan antirudal tersebut tak hanya berkaitan dengan kepentingan Pyongyang, tetapi juga Tiongkok dan Rusia. “Hal ini akan diperhitungkan dalam rencana pertahanan Tiongkok, Rusia, dan Korea Utara.”
Keputusan untuk menempatkan THAAD di Korea Selatan diambil pada awal Juli lalu. Sistem pertahanan rudal berbasis darat tersebut dirancang untuk mencegat hulu ledak rudal balistik pada fase akhir pertengahan latihan dan saat mendekati target, serta melindungi kota dan fasilitas kunci dari rudal balistik, baik jarak dekat maupun strategis.
Penempatan permanen tersebut dilatarbelakangi oleh ancaman rudal nuklir Korea Utara. Sementara, Rusia dan Tiongkok secara tegas menolak rencana tersebut.
Pertama kali dipublikasikan oleh TASS.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda